Perlakuan Abu 'Utsman terhadap Istrinya

. Minggu, 23 Maret 2008
  • Agregar a Technorati
  • Agregar a Del.icio.us
  • Agregar a DiggIt!
  • Agregar a Yahoo!
  • Agregar a Google
  • Agregar a Meneame
  • Agregar a Furl
  • Agregar a Reddit
  • Agregar a Magnolia
  • Agregar a Blinklist
  • Agregar a Blogmarks

Suatu ketika Maryam isteri Abu 'Utsman, yang ketika itu sedang berduaan dengan suaminya tersebut, bertanya,"Wahai Abu 'Utsman, perbuatanmu yang manakah yang paling engkau harapkan (pahalanya)?"

Marilah kita perhatikan bersama jawaban dari Abu 'Utsman ini:
Abu 'Utsmanpun menjawab,
"Wahai Maryam, ketika aku tumbuh menjadi pemuda yang tampan, yang kemudian keluargaku menginginkanku menikah, tetapi aku menolaknya.
Tiba-tiba seorang wanita datang kepadaku seraya mengatakan, "Wahai Abu 'Utsman, aku mencintaimu dengan cinta yang membuatku tidak bisa tidur dan gelisah. Aku memohon kepadamu demi Allah Yang membolak-balikkan hati dan aku mendekat kepadamu agar engkau sudi menikah denganku."Kemudian akupun bertanya padanya, "Apakah engkau mempunyai orang tua?"
Ia menjawab, "Ya, seorang penjahit di tempat demikian dan demikian."Kemudian akupun mendatangi ayahnya agar menikahkannya denganku
Ayahnyapun gembira akan hal itu.
Selanjutnya aku menghadirkan para saksi, lalu aku menikah dengannya.Ketika aku masuk menemui wanita (istriku) tersebut, ternyata aku mendapatinya buta sebelah,pincang dan rupanya buruk Maka akupun berucap, "Ya Allah, untuk-Mu segala pujian atas apa yang Engkau tentukan untukku."

Keluargakupun mencelaku atas hal yang terjadi itu, namun aku semakin berbuat baik dan memuliakannya, hingga dia tidak membiarkanku keluar dari sisinya. Hal ini mengakibatkan aku meninggalkan beberapa majelis karena lebih mementingkan kerelaannya dan menjaga hatinya.

Akupun tinggal bersamanya dalam keadaan demikian selama 15 tahun. Dan aku seolah-olah berada di atas bara apidi sebagian waktuku. Aku tidak menampakkan sedikitpun dari hal itu kepadanya sampai dia meninggal. Tidak ada sesuatupun yang lebih aku harapkan bagi diriku, dibanding aku memelihara perasaan hatinya terhadapku."

Demikianlah salah satu gambaran contoh yang unik dan indah mengenai akhlak orang-orang terdahulu yang paham terhadap agama Islam. Ini dikarenakan mereka telah mendengar hadits-hadits Nabi Sholallahu 'alaihi wasallam yang memerintahkan agar tidak bersikap keras, tetapi lemah lembut dan berakhlak mulia terutama terhadap istri-istrinya.

Seperti dalam hadits yang terdapat dalam HR. Ibnu Hibban (no. 1957), yang telah dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam as-Silsilah ash-Shahiihah(no. 195) yang artinya:
Dari Abu Hurairah Rodhiallahu 'anhu, ia menuturkan bahwa Rasulullah Sholallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Sesungguhnya Allah membenci setiap orang yang keras lagi kasar, berteriak-teriak di pasar, bangkai di malam hari, keledai di siang hari, mengerti urusan dunia tetapi bodoh dengan urusan akhirat."

Disebutkan didalam tafsir yang terdapat dalam 'Audatul Hijaab (II/409), orang yang keras lagi kasar adalah orang yang keras terhadap keluarganya lagi sombong dalam dirinya.Selain itu hadits yang diriwayatkan oleh ath-Thabrani yang juga telah dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam as-Silsilah ash-Shahiihah (no. 433) yang artinya:
Dari Usamah bin Syuraik Rodhiallahu 'anhu secara marfu': Hamba-hamba Allah yang paling dicintai oleh Allah adalah orang yang paling baik akhlaknya diantara mereka.Nabi juga memerintahkan agar berakhlak baik terhadap kaum wanita atau istri. Sebagaimana yang tercantum dalam HR. At-Tirmidzi (no. 1162) dalam kitab Ar-Radhaa', Abu Dawud (no 4682) kitab As-Sunnah, Ahmad (no. 9756), yang juga telah dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam as-Silsilah ash-Shahiihah (no. 284) yang artinya:Dari Abu Hurairah Rodhiallahu 'anhu, Rasulullah Sholallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Kaum mukmin yang paling sempurna keimanannya ialah yang paling baik akhlaknya, dan sebaik-baik kalian ialah yang terbaik kepada isteri-isterinya".

Hadits dan kisah diatas patut menjadi pelajaran bagi diri-diri kita, para suami. Apakah kita telah berakhlak yang baik terhadap istri-istri kita. Apakah perbuatan kita sehari-hari telah sesuai dengan yang dicontohkan Rasulullah, Sahabat, Tabi'in, Tabi'ut tabi'in dalam pergaulannya terhadap istrinya Maka bersegeralah berbuat baik kepada istri-istri kalian… Sumber: 'Isratun Nisaa' minal alif ilal yaa' (terjemahan)

0 komentar: